Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Langkah Bisnis Dari Rumah Pesantren

Rumah pesantren bisa mengembangkan keterampilan bisnis untuk para pelajarnya. Kenapa tidak? Sekarang ini banyak sekali pesantren-pesantren di Indonesia. Mereka, para murid pesantren biasanya belajar mengaji kitab-kitab kuning khas pesantren Aswaja (Ahlussunnah Wal Jama'ah Annahdiyah). Dan sang ustad mengajari beberapa kitab mulai dari tingkat bawah sampai tingkat atas.


Namun, kebanyakan pesantren lupa mempelajari ketermpilan kerja dan bisnis untuk kepentingan kebutuhan hidup. Apa yang mereka gunakan untuk mencari kebutuhan hidup harus mengandalkan ijazah pendidikan formal. Padahal bila rumah pesantren dikelola dengan baik dalam segi skil kerja dan bisnis maka bisa bersaing dengan pendidikan formal bahkan bisa lebih unggul bila banyak alumni pesantren mendirikan perusahaan yang menerima ijazah pesantren.

Banyak pelajar santri seharusnya menjadi peluang yang bagus untuk pembelajaran bisnis dan membantu perkembangan bisnis dibalik mengandalkan rumah pesantren. Namun tetep, apa yang dilakukan para pelajari santri hanya sekedar belajar bisnis bukan full time bekerja untuk bisnis.

Dengan didukung era online yang memudahkan transaksi dan pengiriman barang dari jarang jauh memungkinkan bisa melakukan kegiatan bisnis hanya dari rumah pesantren. Tentu dengan memilih jenis yang bisa dilakukan secara online hanya dilakukan dari rumah pesantren.

Namun, yang penting diperhatikan dalam menuai kesuksesan bisnis dari rumah pesantren adalah jangan mencamuradukkan kegiatan pesantren dan bisnis. Artinya pesantren adalah pesantrennya yang jangan dijadikan untuk kegiatan bisnis. Bisnis adalah persoalan lain yang berkisar pada pengamalan pembelajaran skill bisnis.

Ada beberapa tips agar para pelajar santi mau belajar bisnis dan mau menjadi tim bisnis yang bisa menjalankan bisnis dari rumah pesantren.

1. Menjadikan pelajaran bisnis sebagai kurikulum

Pesantren mewajibkan para pelajar santrinya untuk mengikuti pembelajaran bisnis yang dilakukan ustad yang memang ahli dalam bisnis. Pembelajaran bisnis yang diajarkan adalah bisnis sesuai ajaran "kitab kuning keislaman" yang khusus membahas mengenai dunia kerja dan bisnis.

Ada beberapa pelajar santri malah mengurusi bisnis si ustadnya. Ini tidak baik kalau dilakukan secara full time dan tidak disengajakan sebagai pembelajaran. Namun kalau tidak dilakukan secara full time dan memang diajarkan dalam rumah pesantren maka ini dibolehkan.

Sehingga menerapkan pembelajaran skill bisnis sebagai salahs satu mata pelajaran tentu sangat baik.

2. Mengumpulkan pelajaran bisnis dalam bentuk digital

Rumah pesantren bisa mengandalkan era online untuk membuat situs pembelajaran yang berbentuk membership. Agar bisa menyimpan informasi dalam bentuk digilal seperti vidio, audio, ebook dan lainnya.

Dengan membuat pembelajaran lewat digital maka bisa menghemat tenaga sang ustad dalam mengajar bisnis. Karena pembelajaran bisnis yang sesungguhnya adalah pengamalannya. Sehingga sang ustad lebih fokus memberikan pembelajaran dalam bentuk pengamalan bisnis yang mengajar para santrinya.

Dengan membuat situs pembelajaran membership tentunya agar para alumni pesantren masih bisa memiliki pembelajaran dari ustad yang mengajari bisnis. Tinggal login dan mendownload materi yang diperlukan.

Bila memang ingin membangun situs gratis maka tidak perlu dengan sistem membership. Cukup seperti yang dicontohkan situs www.buntetpesantren.org

3. Membangun kerja tim untuk bisnis

Dalam hal ini titik tekannya adalah membangun tim untuk membuat keterampilan berupa produk informasi. Informasi yang dibuat adalah mengenai pengertahuan umum yang mengandung nilai-nilai keislaman dan kepesantrenan. Namun bisa dalam bentuk keterampilan lain.

Dalam hal ini pesantren harus memfasilitasi ketersediaan komputer atau laptop untuk mengetik informasi.

Dengan mendidik para pelajar santri membuat produk informasi maka akan terasah lebih tajam ilmu keagamaan yang dipelajari dari kitab kuning keislaman.

Bila sudah tersusun dengan rapih maka produk informasi bisa untuk dijual-belikan ke pasar internet. Keuntungan yang didapat maka bisa untuk kepentingan pembelajaran bisnis dan pesantren yang lebih baik lagi.

4. Mengadakan evaluasi

Seperti pendidikan pada umumnya, pendidikan bisnis di pesantren pun harus mengalami evaluasi bisnis agar mengetahui hal-hal yang perlu dipertahankan dan diperbaiki lagi dalam pembelajaran bisnsi. Dengan adanya evaluasi maka para pelajar santri pun bisa merenung lagi ilmu-ilmu keagamaan yang diajarkan kitab kuning keislaman.

5. Bangun waralaba rumah pesantren

Bisa membangun waralaba pesantren bila memang kegiatan pembelajaran bisnis dan bisnis mengalami perkembangan yang pesat sehingga mengalami pelonjakan para pelajar santri yang membuat kesulitan menampung para pelajar santri.

Waralaba pesantren tetap mementingkan sistem pembelajaran yang sama seperti waralaba pada umumnya. Namun bedanya adalah tidak ada jual-beli waralaba dalam hal ini. Murni hanya untuk penyebaran pesantren ke daerah-daerah.

Demikianlah kiat sukses bisnis dari rumah pesantren yang semoga bisa menjadi inspirasi bagi para aktifis pendidikan.