Endorsement, Endorse Artis Selebgram Teknik Salah Arti
Bagi pelaku usaha online kelas kecil atau besar atau yang memanfaatkan internet untuk marketing online, bisa jadi akan mencoba teknik endorsement, endorse mengandalkan selebgram. Apakah anda sudah paham arti selebram? Mungkin sudah pada tahu artinya. Yang pasti adalah orang yang memiliki akun media sosial.
Sebelum membahas fenomena endorsement atau yang biasa disebut endorse selebgram (artis media sosial) dengan teknik salah arti, alangkah baiknya untuk memahami arti dari selebgram. Hal ini bagian dari pembahasan fenomena endorse selebgram alias artis media sosial. Apakah anda sudah tahu arti selebgram? Pastinya, bagi pegiat media sosial yang sedang nge-trend saat ini akan tahu arti dari selebgram.
Ada dua pengertian untuk menjelaskan arti selebgram. Pertama, arti selebgram adalah artis profesional seperti Arafah Rianti, artis yang memang sudah tampil di acara televisi/bioskop dan memerankan sebuah program seperti bintang film, bintang sinetron, dan yang lainnya. Artis tersebut juga aktif di media sosial dan memiliki banyak folower sehingga layak disebut selebgram. Kedua, arti selebgram yang satu ini bisa dikatakan mendadak artis. Berawal dari aktif di media sosial, tiba-tiba memiliki banyak follower sehingga menjadi orang yang populer. Selebgram mendadak artis seperti ini ada yang sampai dipanggil di acara televisi seperti Ria Ricis dan yang lainnya.
Selebgram mendadak artis inilah yang sekarang ini banyak bermunculan di sosial media dengan karakteristik tampilannya. Ada yang menampilkan konten keunikan, kelucuan, kecantikan. Namun tidak sampai menampilkan konten kejelekan ya, hehe? Kerjaannya cuma manyun jelek, dandan norak, dan sebangsanya. Ada sih artis selebgram yang menampilkan konten kejelekan tetapi tetap laku juga. Ya, karena konten kejelekan berisi tampilan wajah cantik, hehe... Bahkan bila mau jujur, ada selebgram yang menampilkan konten yang fulgar yang dilarang dilihat anak-anak. Bukan konten xxx ya... Tetapi konten wanita cantik seksi selera kaum pria. Tetapi bukan saya.
Banyak yang menjadi artis selebgram yang berhasil dan banyak juga yang gagal. Karena pengguna media sosialnya memang banyak. Masak harus sedikit yang berhasil dan yang gagal banyak? Biar rata, sama-sama banyak. Ciri-ciri berhasil tentu selalu ada yang ingin endorse produk atau jasa bahkan sampai masuk televisi seperti ria ricis. Biasanya konten yang dihadirkan selalu iklan dan iklan produk. Sambil pose senyum, menampilkan bulatan tahu bulat, iklan. Ada yang menggunakan vidio sambil dandan diberi dempulan putih, bedak kali, sambil menunjukkan merek.
Sampai di sini, apakah sudah paham arti endorsement alias endorse? Sudah kan? Kalau belum silahkan baca:
Bila masih belum paham setelah baca artikel di atas, baca lagi pembahasan di bawah.
Sekarang anda sudah mulai paham sepertinya bila saya menggaet referensi lain untuk pembahasan ini. Kepahaman yang anda peroleh apa? Bisa jawab? Kalau tidak bisa menjawab, tandanya saya perlu menjelaskan panjang kali lebar mengenai fenomena endorsement alias endorse artis selebgram dengan menggunakan teknik salah arti.
Fenomena endorse artis selebgram yang terjadi bahkan sudah dituangkan dalam acara di televisi bahwa artis endorse adalah si artis memakai baju milik si pengusaha dan berkata, “Ini baju endorse lho...” Artinya si artis di-endorse oleh si pemilik produk. Persis seperti perkataan “Michele Jordan dia di-endorse oleh brand Nike” (sory, bukan lagi promosi brand). Itu fenomena endorse yang sedang terjadi padahal itu adalah teknik yang salah dalam menjalankan teknik endorsement. Namun walaupun salah, terpenting usaha memperkenalkan produk bisa sampai, mengingat yang dilakukan adalah iklan produk dengan menggaet si artis selebgram.
Akhirnya karena fenomena salah kaprah ini, mensponsori atau memberikan sesuatu ke artis atau ke siapa saja bisa dianggap endorse. Tentunya, timbal-baliknya si artis akan menyebutkan sponsornya atau si peng-endorse-nya. Lah, itu mah iklan atau pen-sponsor-an atuh, tis artis.
Tetap ada dampak negatifnya yaitu teknik endorsement yang menggaet artis sudah mengalami penurunan kualitas. Kualitas endorsement cuma sekedar bermain-main selayaknya iklan saja walaupun menggunakan sosial media.
Padahal, menurut Tung Desem Waringin dalam buku Marketing Revolution menyatakan bahwa teknik endorsement adalah bagian dari 12 pilar marketing, salah satunya teknik iklan dan referral, untuk menyampaikan penawaran sangat menarik dan dapat dipercaya kepada target market si pengusaha. Bila endorsement dan iklan masuk dalam 12 pilar marketing, harusnya ada pembeda seperti halnya perbedaan antara teknik referral dan endorsement.
Mengapa Arafah Rianti bisa dianggap sebagai artis selebgram? Sudah baca pembahasan di atas? Bila sudah, syukurlah. Ada selebgram yang berasal dari kalangan artis beneran dan ada yang mendadak menjadi artis. Kalau Arafah, tentu dong artis yang menjadi selebgram juga. Follower-nya bisa dilihat sendiri di bawah. Apalagi sekarang masih berstatus brand ambasador merek tertentu (lihat aja di bawah)
Apalagi blog ini selalu mendukung Arafah Rianti, cihai... bisa mehong (mahal) kali, eh... tidak kok. Blog ini tidak mengikuti dibalik dapurnya, hanya memberikan support saja untuknya (baper).
Ya sudah, di sini akan menjelaskan contoh kasus meng-endorse Arafah atau apalah sebutannya dengan produk sepatu. Apakah layak menarget Arafah? Berikut cara menggunakan endorse sepatu yang salah arti dengan menggaet Arafah Rianti.
Teknik pengulangan adalah untuk menggiring opini bahwa si artis mendukung produk sepatu untuk dibeli. Ya kalau satu kali iklan sepatu, sekedar nampang, untuk apa kan? Memang murah. Tetapi untuk apa menggaet artis khususnya Arafah? Terkecuali masuk dalam kategori “iklan”. Bahkan iklan sendiri dilakukan berulang-ulang walaupun dengan konten yang sama. Masak kalah dengan iklan?
Apalagi produk sepatu tergolong produk yang tidak unik maka pengulangan adalah langkah penting.
Apakah mahal bila melakukan secara berulang? Hey, anda adalah pengusaha yang mengerti market tertarget. Follower si artis bukan market tertarget. Bila si artis menawarkan mahal yang tidak masuk akal, ya sudah jangan memakai si artis itu. Lebih baik pakai iklan Google atau Facebook secara berulang-ulang dengan manfaatkan 1 foto yang sudah di-testimoni si artis. Semoga saja Arafah bukan tergolong artis yang harus dibayar mahal endorse-nya, hehe.
Khusus sepatu, Arafah Rianti sudah menunjukkan bahwa dirinya sedang memakai sepatu dari si peng-endorse. Sayangnya, kurang menitikberatkan pada kepercayaan. Siapa yang tahu bahwa dia sedang memakai sepatu merek tertentu? Sayangnya, si pengiklan menjual produk bukan dari karya sendiri sehingga hanya mempromosikan online shop-nya. Bisa kacau bila memperlihatkan merek sepatu.
Jadi, menguatkan dengan gambar memang penting. Dengan catatan, produk yang di-endorse Arafah (arti sebenarnya) adalah produk karya si pengusaha, produk olahan si pengusaha. Jadi, bukan produk orang lain. Tujuannya agar bisa menampilkan brand produk sehingga mereka percaya bahwa Arafah sedang memakai produk milik si pengusaha.
Bahkan teknik endorsement yang benar pun alias artis meng-endorse produk pun harus menguatkan pada sisi gambar.
Jauh lebih penting ketika memakai gambar sebagai penguatan penawaran adalah bisa digunakan untuk kepentingan iklan di Facebook atau dipasang di website pribadi. Ini memiliki nilai tambah sendiri terhadap penjualan. Hanya saja, apakah si artis mengizini? Nah, bisa komunikasikan dengan si artis, dalam hal ini Arafah Rianti.
***
Ya sudah, begitu saja. bye bye...
Sebelum membahas fenomena endorsement atau yang biasa disebut endorse selebgram (artis media sosial) dengan teknik salah arti, alangkah baiknya untuk memahami arti dari selebgram. Hal ini bagian dari pembahasan fenomena endorse selebgram alias artis media sosial. Apakah anda sudah tahu arti selebgram? Pastinya, bagi pegiat media sosial yang sedang nge-trend saat ini akan tahu arti dari selebgram.
Ada dua pengertian untuk menjelaskan arti selebgram. Pertama, arti selebgram adalah artis profesional seperti Arafah Rianti, artis yang memang sudah tampil di acara televisi/bioskop dan memerankan sebuah program seperti bintang film, bintang sinetron, dan yang lainnya. Artis tersebut juga aktif di media sosial dan memiliki banyak folower sehingga layak disebut selebgram. Kedua, arti selebgram yang satu ini bisa dikatakan mendadak artis. Berawal dari aktif di media sosial, tiba-tiba memiliki banyak follower sehingga menjadi orang yang populer. Selebgram mendadak artis seperti ini ada yang sampai dipanggil di acara televisi seperti Ria Ricis dan yang lainnya.
Selebgram mendadak artis inilah yang sekarang ini banyak bermunculan di sosial media dengan karakteristik tampilannya. Ada yang menampilkan konten keunikan, kelucuan, kecantikan. Namun tidak sampai menampilkan konten kejelekan ya, hehe? Kerjaannya cuma manyun jelek, dandan norak, dan sebangsanya. Ada sih artis selebgram yang menampilkan konten kejelekan tetapi tetap laku juga. Ya, karena konten kejelekan berisi tampilan wajah cantik, hehe... Bahkan bila mau jujur, ada selebgram yang menampilkan konten yang fulgar yang dilarang dilihat anak-anak. Bukan konten xxx ya... Tetapi konten wanita cantik seksi selera kaum pria. Tetapi bukan saya.
Banyak yang menjadi artis selebgram yang berhasil dan banyak juga yang gagal. Karena pengguna media sosialnya memang banyak. Masak harus sedikit yang berhasil dan yang gagal banyak? Biar rata, sama-sama banyak. Ciri-ciri berhasil tentu selalu ada yang ingin endorse produk atau jasa bahkan sampai masuk televisi seperti ria ricis. Biasanya konten yang dihadirkan selalu iklan dan iklan produk. Sambil pose senyum, menampilkan bulatan tahu bulat, iklan. Ada yang menggunakan vidio sambil dandan diberi dempulan putih, bedak kali, sambil menunjukkan merek.
Sampai di sini, apakah sudah paham arti endorsement alias endorse? Sudah kan? Kalau belum silahkan baca:
Bila masih belum paham setelah baca artikel di atas, baca lagi pembahasan di bawah.
Fenomena Endorsement, Endorse Artis Selebgram Teknik Salah Arti
Seperti yang dilansir Handdriati.com, “...ada beberapa artikel yang menuliskan bahwa, penggunaan istilah endorse yang ada sekarang adalah salah kaprah. Why? Misal, Ada yang bilang kalau Michele Jordan dia di-endorse oleh brand Nike. Tetapi yang terjadi adalah (penggunaaan istilah yang tepat) Nike membayar Michele Jordan untuk meng-endorse produk mereka, karena Michele Jordan adalah seorang public figure dimana endorsement dapat membantu meningkatkan penjualan sepatu Nike. See?”. Jadi, benar-benar ada fenomena endorse yang salah kan? Endorse dianggap memberi produk gratis (bisa jadi disertai bayaran) lalu si artis ngiklanin sambil pose ala-ala manja. Itu mah artis iklan produk, kalee.Sekarang anda sudah mulai paham sepertinya bila saya menggaet referensi lain untuk pembahasan ini. Kepahaman yang anda peroleh apa? Bisa jawab? Kalau tidak bisa menjawab, tandanya saya perlu menjelaskan panjang kali lebar mengenai fenomena endorsement alias endorse artis selebgram dengan menggunakan teknik salah arti.
Fenomena endorse artis selebgram yang terjadi bahkan sudah dituangkan dalam acara di televisi bahwa artis endorse adalah si artis memakai baju milik si pengusaha dan berkata, “Ini baju endorse lho...” Artinya si artis di-endorse oleh si pemilik produk. Persis seperti perkataan “Michele Jordan dia di-endorse oleh brand Nike” (sory, bukan lagi promosi brand). Itu fenomena endorse yang sedang terjadi padahal itu adalah teknik yang salah dalam menjalankan teknik endorsement. Namun walaupun salah, terpenting usaha memperkenalkan produk bisa sampai, mengingat yang dilakukan adalah iklan produk dengan menggaet si artis selebgram.
Akhirnya karena fenomena salah kaprah ini, mensponsori atau memberikan sesuatu ke artis atau ke siapa saja bisa dianggap endorse. Tentunya, timbal-baliknya si artis akan menyebutkan sponsornya atau si peng-endorse-nya. Lah, itu mah iklan atau pen-sponsor-an atuh, tis artis.
Tetap ada dampak negatifnya yaitu teknik endorsement yang menggaet artis sudah mengalami penurunan kualitas. Kualitas endorsement cuma sekedar bermain-main selayaknya iklan saja walaupun menggunakan sosial media.
Padahal, menurut Tung Desem Waringin dalam buku Marketing Revolution menyatakan bahwa teknik endorsement adalah bagian dari 12 pilar marketing, salah satunya teknik iklan dan referral, untuk menyampaikan penawaran sangat menarik dan dapat dipercaya kepada target market si pengusaha. Bila endorsement dan iklan masuk dalam 12 pilar marketing, harusnya ada pembeda seperti halnya perbedaan antara teknik referral dan endorsement.
Menggaet Arafah Rianti, Artis Selebgram Dengan Teknik Endorse Salah Arti
Ya walaupun arti endorse sudah begeser fungsi, sebenarnya artis meng-endorse malah artis di-endorse, tetapi sepertinya tidak perlu menjadi permasalahan yang rumit-rumit. Mungkin dunia sudah terbelah, eh, pemahaman sudah terbelah dan menjadi dua pembagian makna endorse. Terpenting, iklan berhasil meraup penjualan. Nah, bila ingin berhasil meraup penjualan, bisa deh menggaet Arafah Rianti sebagai peng-endorse atau yang di-endorse.Mengapa Arafah Rianti bisa dianggap sebagai artis selebgram? Sudah baca pembahasan di atas? Bila sudah, syukurlah. Ada selebgram yang berasal dari kalangan artis beneran dan ada yang mendadak menjadi artis. Kalau Arafah, tentu dong artis yang menjadi selebgram juga. Follower-nya bisa dilihat sendiri di bawah. Apalagi sekarang masih berstatus brand ambasador merek tertentu (lihat aja di bawah)
Instagram @arafahrianti
Apalagi blog ini selalu mendukung Arafah Rianti, cihai... bisa mehong (mahal) kali, eh... tidak kok. Blog ini tidak mengikuti dibalik dapurnya, hanya memberikan support saja untuknya (baper).
Ya sudah, di sini akan menjelaskan contoh kasus meng-endorse Arafah atau apalah sebutannya dengan produk sepatu. Apakah layak menarget Arafah? Berikut cara menggunakan endorse sepatu yang salah arti dengan menggaet Arafah Rianti.
1. Lakukan Secara Berulang-Ulang
Artis di-endorse pengusaha sepatu maknanya adalah “disponsori” pengusaha sepatu. Maknanya begitu bila main endorse. Bila seperti itu, tentunya yang harus diperhatikan adalah mengulang-ulang iklan. Bisa menyiapkan beberapa foto dan teks iklan-nya yang menitikberatkan pada testimoni dan penjelasan produk sepatu. Bila tidak seperti itu, jangan sekali-kali menyebut endorse, referral tetapi sebutlah “iklan” atau “sponsoran” yang sebagai bintang iklan atau modelnya adalah Arafah Rianti.Teknik pengulangan adalah untuk menggiring opini bahwa si artis mendukung produk sepatu untuk dibeli. Ya kalau satu kali iklan sepatu, sekedar nampang, untuk apa kan? Memang murah. Tetapi untuk apa menggaet artis khususnya Arafah? Terkecuali masuk dalam kategori “iklan”. Bahkan iklan sendiri dilakukan berulang-ulang walaupun dengan konten yang sama. Masak kalah dengan iklan?
Apalagi produk sepatu tergolong produk yang tidak unik maka pengulangan adalah langkah penting.
Apakah mahal bila melakukan secara berulang? Hey, anda adalah pengusaha yang mengerti market tertarget. Follower si artis bukan market tertarget. Bila si artis menawarkan mahal yang tidak masuk akal, ya sudah jangan memakai si artis itu. Lebih baik pakai iklan Google atau Facebook secara berulang-ulang dengan manfaatkan 1 foto yang sudah di-testimoni si artis. Semoga saja Arafah bukan tergolong artis yang harus dibayar mahal endorse-nya, hehe.
2. Kuatkan Dengan Gambar
Produk yang di-endorse harusnya bisa dibuat gambar. Ini penting sekali yang nanti akan dijelaskan. Paling enak adalah meng-endorse sepatu dan segala hal yang bisa dipakai secara visual. Namun khusus kosmetik, walaupun bisa di-visual-kan, alangkah baiknya menggunakan vidio. Sehingga menarget artis yang rela memakai produk kosmetik-nya adalah artis yang dianggap tepat.Khusus sepatu, Arafah Rianti sudah menunjukkan bahwa dirinya sedang memakai sepatu dari si peng-endorse. Sayangnya, kurang menitikberatkan pada kepercayaan. Siapa yang tahu bahwa dia sedang memakai sepatu merek tertentu? Sayangnya, si pengiklan menjual produk bukan dari karya sendiri sehingga hanya mempromosikan online shop-nya. Bisa kacau bila memperlihatkan merek sepatu.
Jadi, menguatkan dengan gambar memang penting. Dengan catatan, produk yang di-endorse Arafah (arti sebenarnya) adalah produk karya si pengusaha, produk olahan si pengusaha. Jadi, bukan produk orang lain. Tujuannya agar bisa menampilkan brand produk sehingga mereka percaya bahwa Arafah sedang memakai produk milik si pengusaha.
Bahkan teknik endorsement yang benar pun alias artis meng-endorse produk pun harus menguatkan pada sisi gambar.
Jauh lebih penting ketika memakai gambar sebagai penguatan penawaran adalah bisa digunakan untuk kepentingan iklan di Facebook atau dipasang di website pribadi. Ini memiliki nilai tambah sendiri terhadap penjualan. Hanya saja, apakah si artis mengizini? Nah, bisa komunikasikan dengan si artis, dalam hal ini Arafah Rianti.
***
Ya sudah, begitu saja. bye bye...