Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjadi Pemimpin Perusahaan Dengan Dua Modal Utama

Sejak dulu, saya ingin menjadi pemimpin sebuah perusahaan sekalipun perusahaan usaha kecil. Hal ini diawali dengan mengikuti program bisnis pemasaran jaringa. Jargon para member khususnya leader memang berkaitan dengan menjadi pemimpin, “anda bukan penjual, tetapi pemimpin perusahaan” dan kalimat lainnya. Saya juga mengikuti organisasi sekolah, mahasiswa sebagai penunjang. Tetapi, sampai sekarang, belum juga menyentuh apa yang disebut perusahaan.


Sumber:www.expose.co.id

Banyak buku bisnis yang dibeli oleh saya seperti marketing, startup, kepemimpinan dan lainnya. Pada dasarnya, buku-buku ini mengajari saya soal menjadi pemimpin perusahaan, sekalipun memimpin dalam marketing, memimpin dalam produksi dan lainnya.

Setelah dibaca, tulisannya menguap begitu saja. Padahal, saya ingin menjadi pemimpin dengan panduan buku yang saya baca. Agak kesel memang. Saya seperti tidak pernah membaca sama sekali, sekalipun pikiran bawah sadar memikirkannya.

Lalu, bagaimana saya menjadi pemimpin perusahaan kalau seperti ini?

Pada waktu itu, saya belum bisa merumuskan bagaimana inti penting atau modal utama menjadi pemimpin. Hal ini karena masih terpengaruhi dengan berbagai teori pembacaan. Sehingga, saya belum sempat memikirkan, apa yang menjadi modal utama dalam menjadi pemimpin perusahaan.

Setelah berjalan waktu, saya menemukan inti atau modal utama menjadi pemimpin. Modal utama ini bahkan menjadi modal untuk menjadi hal lain sesuai pilihan bidang keahliannya. Kebetulan, saya selalu berpikir persoalan mengenai belajar-mengajar untuk pengembangan diri. Saya menemukan modal utama menjadi pemimpin perusahaan yang sebenarnya sangat sederhana, yang sudah dibahas banyak orang. Modal utama itu adalah “daya ingat” dan “daya pikir” yang maksimal.

Sederhana sekali bukan menjadi pemimpin perusahaan? Dengan memiliki dua modal utama, tentunya bisa menyerap berbagai ilmu dan memikirkannya. Setelah itu, di sini ada tindakan nyata yang layak sebagai pemimpin. Bila ingin menjadi pemimpin perusahaan, tentunya harus membangun perusahaan dengan ilmu yang sudah dimiliki.

Banyak orang kuat dalam penghafalan, tetapi lemah dalam pemikiran. Orang semacam ini memang lebih suka mengumpulkan ilmu atau membaca. Begitu juga sebaliknya, banyak orang yang kuat dalam pemikiran, tetapi lemah dalam penghafalan. Orang semacam ini biasanya lebih suka menyampaikan ilmu atau menulis.

Dimana posisi saya antara daya ingat dan daya pikir? Posisi saya kebetulan lebih condong pada posisi daya pikir. Hal ini yang membuat saya lebih suka banyak menulis daripada banyak membaca. Aneh memang. Tetapi, saya tetap mengandalkan bahan bacaan bila mau menulis, sekalipun bahannya tidak banyak.

Tentunya, memiliki dua modal utama menjadi pemimpin bukan perkara mudah juga. Ada ilmu-ilmu khusus yang berguna untuk meningkatkan daya ingat dan daya pikir. Akhirnya, kembali pada aktifitias pembelajaran sekalipun di luar target pembelajaran keahlian.

Karena kembali pada aktifias pembelajaran, proses pengembangan ilmunya bersamaan dengan target ilmu menjadi pemimpin, dalam hal ini menjadi pemimpin perusahaan.

Sampai saat ini, saya masih melatih meningkatkan daya ingat. Saya memiliki daya ingat yang lemah sampai tidak mampu menghafal banyak kosakata bahasa. Hal ini yang menjadi resiko ketika saya bekerja di berbagai perusahaan. Karena menjadi pekerja dilarang banyak lupa. Tetapi, hasil dari pelatihan meningkatkan daya ingat, belum juga mendapatkan hasil.

Sehingga, saya menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan daya ingat dan daya pikir sebagai modal saya menjadi pemimpin perusahaan, harus tetap pada proses pembelajaran sesuai bidang yang mau dikuasai. Ini saja. Sehingga prinsip “rajin belajar” harus selalu tertanam. Dan rajin belajar yang terbaik adalah variatif atau multi cara belajar.

Sesuai konsep yang pernah saya bangun, dalam belajar harus menggunakan strategi atau konsep:

  • Informasi,
  • Inspirasi dan
  • Kontruksi.

Informasi biasanya berurusan dengan mengumpulkan informasi dengan daya ingat. Inspirasi tentunya lebih ke aktifitas pemikiran pada informasi yang sudah didapatkan. Ini berurusan dengan daya pikir. Kontruksi lebih kepada bagaimana membangun sesuai yang sudah diketahui dan dipikirkan. 3 konsep inilah proses memaksimalkan modal utama, yaitu daya ingat, daya pikir.

Tetapi, saya bersyukur, saya menjadi pemimpin penjualan pulsa dan aksesoris di konter. Ya, anggap saja konter adalah sebuan perusahaan.

Ya, begitu saja dua modal utama menjadi pemimpin perusahaan dan menjadi pemimpin lainnya atau keahlian lainnya. Semoga bermanfaat