Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Usaha Makanan Yang Bisa Dititipkan Di Warung

Bagaimana usaha makanan yang bisa dititipkan di warung? Tidak perlu membuka warung bila mau usaha makanan. Bisa mengandalkan warung orang lain untuk dititipkan produk makanannya. Tentunya, tidak semua makanan bisa dititipkan di warung. Mengapa? Pemilik warung juga memperhatikan makanan yang akan dititipkan, apakah sudah ada produk makanan yang ada di warung atau belum. Ya, anda juga melihat kondisi warungnya, apakah tingkat pembeliannya banyak atau tidak. Jangan sampai usaha makanan yang dititipkan di warung malah cuma mendapat basi saja alias tidak laku.

usaha makanan yang dititipkan di warung
Sumber: www.entrepreneur.bisnis.com

Lalu produk usaha makanan apa saja yang bisa dititipkan di warung? Kalau dijelaskan, banyak sekali produk usaha makanan yang bisa dititipkan di warung. Di warung milik adikku sendiri, biasanya, berlangganan dititipi makanan roti, jajanan anak-anak, kerupuk, dll. Jadi, memang tidak bisa ditentukan jenis produknya yang bisa dititipkan di warung. Selagi pemilik warung menerima produk kita dan memang warungnya memiliki variasi produk, produk makanan apapun ya bisa saja dititipkan.

Biasanya, produk makanan yang bisa dititipkan di warung adalah produk olahan si penitip makanan.

Di sini hanya akan menjelaskan keriteria produk usaha makanan yang bisa dititipkan di warung yang tentunya dengan harapan cepat mendapat penjualan yang terhindari dari kebasian makanan.

1. Menggunakan Produk Makanan Lama Basi Yang Dititipkan Di Warung

Produk makanan anda bisa saja menonjol di tengah-tengah produk yang ada di warung. Dengan begini, produk makanan berpotensi bisa laku dengan cepat. Tetapi, bagaimana bisa produk anda tidak menonjol? Tentunya, penjualannya lambat. Hal ini beresiko tidak terbeli semuanya sebelum masa kebasian. Jangan sampai ketika makanan basi, masih banyak yang tidak terbeli. Solusi yang harus dilakukan adalah membuat produk yang bisa memiliki waktu lama dari memasuki masa kadaluarsa.

Disini, produk gorengan dan sejenisnya yang hanya memiliki waktu beberapa hari dari kebasian perlu dihindari penitipannya. Kecuali, penitipan hanya di warung terdekat yang sudah terbukti terjual laris.

Mengenai produk yang memiliki waktu lama dari masa kadaluarsa bisa anda pikirkan sendiri karena masing-masing pemilik usaha makanan memiliki caranya sendiri.

2. Produk Yang Sekiranya Diminati Masyarakat Sekitar Zaman Sekarang

Mungkin, sebagai uji-coba, anda menitipkan produk di beberapa warung. Tentunya, warung yang sebagai target penitipan produk adalah warung yang banyak pelanggan setiap harinya. Langkah ini bisa dimanfaatkan untuk mengetahui minat masyarakat sekarang atas produk makanan yang dititipkan di warung. Warung mana yang memiliki banyak penjualan, itulah warung yang cocok untuk dititipkan di warung karena memenuhi minat masyarakat.

Ingat, produk enak saja tidak cukup kalau memang tidak sedang viral di wilayah sekitar. Kecuali, warung yang dititipi makanan adalah warung makan.

3. Produk Berharga Murah

Buatlah produk seakan-akan untuk menarget anak-anak. Kebanyakan, produk berharga murah laku terjual.  Biasanya juga, produk yang dititipkan di banyak warung adalah produk jajanan ringan alias makanan ringan yang sekedar makanan pendamping seperti kerupuk pedas, dan lainnya.

4. Produk Makanan Kebutuhan Konsumsi Harian Keluarga

Nah, alangkah baiknya, mengelola produk untuk kebutuhan konsumsi keluarga, di samping juga untuk cemilan anak. Sebagai contoh, produk kerupuk pedas yang bisa untuk teman makan keluarga, juga bisa sebagai cemilan anak. Intinya, alangkah baiknya produk yang akan dititipkan di warung adalah produk yang berkepentingan untuk konsumsi harian keluarga.

***

Setelah itu, bagaimana membangun usaha makanan yang bisa dititipkan di warung yakni usaha makanan dengan memakai strategi penitipan produk di warung? Hal ini perlu diperhatikan agar target warung penitipan produknya bisa banyak.

1. Membuha Usaha Makanan Sekelas Home Industri

Membuka usaha makanan yang bisa dititipkan di warung bisa dalam konsep sederhana yakni anda menitipkan makanan ke warung tetangga anda. Hal ini sudah pernah anda lihat bukan? Ini konsep sederhana usaha makanannya. Tentunya, penghasilannya minim karena hanya menyetok beberapa produk di satu atau dua warung. Intinya, tidak banyak mengelola produk makanan.

Langkah terbaik adalah membuka usaha makanan sekela home industri. Jadi, memang rumanya sebagai tempat produksi yang mempekerjakan beberapa pekerja. Hal ini sering anda temui kan? Jadi, satu keluarga dan biasanya melibatkan tetangga, mengelola produk usaha makanan rumahan. Nah, ketika sudah selesai produksi produk makanan, tinggal di salurkan. Cara yang mudah adalah menitipkan produk makanan di warung-warung yang memang bisa membantu penjualan. Tentu, bisa juga menjadikan rumahnya sebagai tempat penjualan. Bisa membuka ruko ukuran kecil saja.

2. Memiliki Tim Pengantar Dan Pengambil Produk Makanan Yang Dititipkan Di Warung

Memiliki tim pengantar berguna untuk mengantar produk makanan ke warung yang akan dititipi produk. Bukan hanya bertukas mengantarkan produk makanan tetapi juga mengambil hasil penjualan disertai sisa produknya kalau masih ada. Dengan menggunakan kendaraan bermotor dan wadah stok produk, maka penyetokan bisa menarget banyak warung.

Tim pengantar tentu tahu lokasi warung-warung. Mungkin tim pengantar ini bertugas mencari warung-warung yang bisa dititpi produk.

3. Selalu Mencari Perkembangan Informasi Mengenai Warung Baru

Sebagai cerita, waktu warung baru dibuka, beberapa sales, katakanlah ini, berdatangan menawarkan produknya, ada yang produk makanan dan ada yang bukan. Pertanyaanya, mereka tahu darimana kalau ada warung baru? Padahal, warung berada jauh dari jalan raya. Tetapi, baru dibuka, langsung mendapatkan penawaran penyetokan produk. Ini membuktikan bahwa ada pemberi informasi mengenai warung-warung baru. Mungkin saja para penjual grosir yang sebagai informasi warung atau toko baru untuk penitipan produk.

4. Menggunakan Sistem Penitipan Produk Bukan Penjualan Langsung

Sebagai pemilik usaha makanan yang mengandalkan warung orang orang lain seharusnya sadar diri saja, bahwa membangun warung juga membutuhkan biaya. Bila seperti itu, anda tidak perlu menambah beban biaya kembali dengan cara melakukan penyetokan tetapi melakukan pembayaran di muka. Tentunya, sistem penyetokan bukan seperti ini. Apalagi ini bisa merugikan si pemilik warung. Anda harus sadar diri bahwa melakukan penyetokan artinya adalah melakukan pembayaran di belakang. Artinya, berapa produk yang laku terjual, itulah yang dibebankan si pemilik warung. Sehingga, cara seperti ini tidak membebani si pemilik warung. Ya, sebagai pemilik usaha makanan memang tidak ingin rugi. Ya, sama halnya si pemilik warung juga tidak ingin rugi.

Ada kasus sales yang memang menawarkan penitipan produk di warung adik saya tetapi dengan sistem membayar dimuka. Biasanya, produk non makanan. Saya sebagai kakak marah-marah, “Kok penitipan produk malah bayar dimuka? Percuma penitipan produk itu sih. Bisa rugi di kita.” Kecuali memang si pemilik warungnya butuh penyetokan produk, karena mengingat stok produk tidak ada di saat berpotensi terjual, baru bisa membayar di awal. Kalau bayar di awal atau dimuka, tetap bukan penitipan produk tetapi penjualan di warung.